Kamis, 31 Desember 2015

Darkness

Sedikit bernostalgia pada hari dimana aku menangis untuk satu tujuan. . .
dimana keinginan kuatku untukmelanjutkan pendidikan terhalang dengan kondisi keluarga yang rumit..
jujur saat itu aku masih belum memikirkan jauh ke depan, yang aku pikirkan adalah aku dapat melanjutkan pendidikan yang lebih tinggi, karena aku merasa aku lebih berarti di dunia pendidikan.. lebih berguna dan lebih dihargai, saat berada ditengah masyarakat akuhanya dipandang sebagai seorang yang hanya memikirkan studi, seseorang yang tak tau apa-apa, seseorang yang hanya dapat berguna saat proses pendidikan berlangsung.


teringat saat-saat kacau dimana aku harus menangis disetiap malam.. saat-saat aku mulai menyadari bahwa aku tidak dapat sendiri dan saat itu bahwa  takdir hanya ditentukan oleh ALLAH .. bagaimana mungkin tak ada rasa kecewa dalam hati dimana saat itu aku sangat yakin pada kemampuanku, aku yang terlalu sombong pada prestasi yang kudapat.. sampai-sampai aku lupa bahwa yang menentukan tujuan hanya ALLAH semata.. saat aku diumumkan tidak dapat melanjutkan pendidikan tinggi di jurusan yang aku sukai..
hati ini rasanya hancur berkeping-keping, tidak tau harus berbuat apa...setiap malam hanya renungan kosong yang dapat aku lakukan, perasaan yang menganggapbahwa hidup tidakadil.

entah kenapa hati ini selalu meronta-ronta tidak menerima keadaan yang ada dalam hidup.. begitu terus adanya, kesepianmakin menyelimuti hati dimana satu persatu rekanku mulai meninggalkan tanah kelahirannya untuk bekerja dan menyambung pendidikan, nah aku ?? apa yang bisa kulakukan ..aku tak punya kemampuan bekerja keras, aku yang selalu condong pada pendidikan inipun tak mampu untuk melanjutkan pendidikan yang lebih tinggi dengan kondisi ekonomi yang lemah, keadaan ini membuatku semakin terpojok..
pekerjaan saat itu yang bisa kulakukan hanyalah sebagai operator warnet.. duduk diam seharian di depan monitor komputer.

saat itu aku mulai mengenal yang namanya dunia maya, dunia interaksi kepada orang lain, mengenal perilaku orang-orang meski hanya melalui tulisan-tulisan tak berarti yang disertai emoticon yang menggambarkan ekspresi, ditambah lagi dengan dunia game dimana aku dapat memanipulasi kehidupan seperti yang kuinginkan.. namun dunia yang fana ini juga menggerakan ku pada manipulasi fikiran mengajarkanku bagaimana bermimpi seperti kenyataan untuk mengatasi kesedihanku aku lakukan itu,, dimana saat-saat aku lebih suka untuk tidur lebih lama daripada hidup kelam di dunia nyata, mimpi-mimpiku membawa ku pada tantangan2 yang aku inginkankesedihan yang aku inginkan dan bahagia yang aku inginkan, tapi tetap itu hanya mimpi dan berakhir saat terbangun. 
saat itu perlahan aku mulai menyadari bahwa yang aku butuhkan adalah teman, teman yang dapat aku andalkan atau seseorang yang bisa mempercayaiku apa adanya yang bisa membuatku lebih yakin pada diriku,,

entah kenapa rekayasa Allah maha indah,, aku dituntun untuk menuju jalan yang dimana semua yang aku inginkan hanyalah titipan dan menyadarkanku pada setiap keadaan Allah tau solusinya ^_^

Tidak ada komentar: