ni dia Karya ilmiah masalah penyimpangan sosial:
Karya Ilmiah
Masalah Penyimpangan Sosial
Kata pengantar
Puji syukur kita
panjatkan kehadirat tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat dan rahmatnyalah
kami dapat menyelesaikan tugas karya ilmiah tentang Masalah Penyimpangan
Sosial. Tidak lupa juga kami ucapkan terimakasih kepada guru pembimbing karena
telah memberi arahan kepada kami untuk membantu menyelesaikan karya ilmiah ini.
Karya ilmiah ini kami
buat agar dapat berguna sebagai bahan pelajaran ataupun informasi untuk pembaca
yang tertarik untuk membaca karya ilmiah kami ini. Dengan pembahasan yang
diambil dari berbagai sumber yang bisa di percaya, yang dapat dijadikan sebagai bahan acuan untuk
belajar memehami masalah penyimpangan sosial.
Sekian kata pengantar
dari kami semoga karya ilmiah ini sangat bermanfaat untuk pembaca.
Daftar Isi
1. Kata
pengantar
2. Daftar
Isi
3. Pendahuluan
§
Latar Belakang
§
Masalah
§
Tujuan
4. Isi
§
Pengertian Penyimpangan Sosial
§
Penyebab Penyimpangan Sosial
§
Jenis Penyimpangnan Sosial
§
Upaya-Upaya
Mengantisipasi dan Mengatasi Penyimpangan Sosial
5. Penutup
§
Kesimpulan
§
Saran
A.
Pendahuluan
1. Latar Belakang
Penyimpangan
sosial atau perilaku menyimpang, sadar atau tidak sadar pernah kita alami atau
kita lakukan. Penyimpangan sosial dapat terjadi dimanapun dan oleh siapapun.
Sejauh mana penyimpangan itu terjadi, besar atau kecil, dalam skala luas atau
sempit tentu akan berakibat terganggunya keseimbangan kehidupan dalam
masyarakat. Untuk itulah kami membuat makalah ini supaya kita dapat mengetahui
apa itu penyimpangan sosial dan dampak dari perbuatan tersebut.
2. Masalah
Dalam pembuatan
karya Ilmiah ini ada beberapa masalah yang kami dapatkan dan kami jawab dalam
uraian di bawah adapun masalah tentang penyimpangan sosial yaitu :
1.
Tentang apa itu penyimpangan sosial
2.
Apa saja jenis penyimpangan sosial
3.
Bagaimana antisipasi dan cara mengatasi
penyimpangan sosial
Semua
masalah diatas akan kami jawab dalam karya ilmiah ini.
3. Tujuan
Adapun tujuan
dari makalah ini yaitu :
a.
upaya pembaca mengetahui apa itu
penyimpangan sosial
b.
pembaca juga dapat mengetahui
penyimpangan jenis apa saja yang pernah dialami atau dilakukan dengan cara disengaja atau tanpa sengaja.
c.
Dan yang terakhir pembaca juga dapat
mengetahui bagaimana cara mengatasi penyimpangan sosial.
B.
Isi
1. Pengertian Penyimpangan Sosial
Perilaku menyimpang yang juga biasa dikenal dengan nama penyimpangan sosial adalah perilaku yang
tidak sesuai dengan nilai-nilai kesusilaan atau kepatutan, baik dalam sudut pandang kemanusiaan (agama) secara individu maupun
pembenarannya sebagai bagian daripada makhluk sosial. Definisi Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia perilaku menyimpang diartikan sebagai tingkah laku, perbuatan, atau
tanggapan seseorang terhadap lingkungan yang
bertentangan dengannorma-norma
dan hukum yang ada di dalam masyarakat.
2.
Penyebab penyimpangan sosial
Proses sosialisasi yang
tidak sempurna atau tidak berhasil karena seseorang mengalami kesulitan dalam
hal komunikasi ketika bersosialisasi. Artinya individu tersebut tidak mampu
mendalami norma- norma masyarakat yang berlaku.
Penyimpangan juga dapat terjadi apabila seseorang sejak masih kecil mengamati bahkan meniru perilaku menyimpang yang dilakukan oleh orang-orang dewasa.Y
Terbentuknya perilaku menyimpang juga merupakan hasil sosialisasi nilai sub kebudayaan menyimpang yang di pengaruhi oleh beberapa faktor seperti faktor ekonomi dan faktor agama. Contoh karena kekurangan biaya seorang pelajar mencuri dan seseorang yang tidak memiliki dasar agama hidupnya tanpa arah dan tujuan.
Pertentangan antar agen sosialisasi
Pesan-pesan yang disampaikan antara agen sosialisasi yang satu dengan agen sosialisasi yang lain kadang bertentangan, misalnya : orang tua mengajarkan merokok itu tidak baik, sementara iklan rokok begitu menarik, dan anak memiliki kelompok teman sebaya yang pada umumnya merokok, sehingga jika ia mengikuti pesan orang tuanya ia akan menyimpang dari norma kelompoknya, lama-lama anak tersebut akan menjadi perokok .
Penyimpangan juga dapat terjadi apabila seseorang sejak masih kecil mengamati bahkan meniru perilaku menyimpang yang dilakukan oleh orang-orang dewasa.Y
Terbentuknya perilaku menyimpang juga merupakan hasil sosialisasi nilai sub kebudayaan menyimpang yang di pengaruhi oleh beberapa faktor seperti faktor ekonomi dan faktor agama. Contoh karena kekurangan biaya seorang pelajar mencuri dan seseorang yang tidak memiliki dasar agama hidupnya tanpa arah dan tujuan.
Pertentangan antar agen sosialisasi
Pesan-pesan yang disampaikan antara agen sosialisasi yang satu dengan agen sosialisasi yang lain kadang bertentangan, misalnya : orang tua mengajarkan merokok itu tidak baik, sementara iklan rokok begitu menarik, dan anak memiliki kelompok teman sebaya yang pada umumnya merokok, sehingga jika ia mengikuti pesan orang tuanya ia akan menyimpang dari norma kelompoknya, lama-lama anak tersebut akan menjadi perokok .
3.
Jenis penyimpangan sosial
Penyimpangan Sosial yang kami bahas adalah
penyimpangan sosial yang dilakukan berdasarkan jumlah pelakunya, penyimpangan
ini dapat dibagi menjadi dua jenis yaitu :
a) Penyimpangan Individu (Individual Deviation)
Penyimpangan
Individual merupakan penyimpangan yang dilakukan oleh seseorang yang berupa
pelanggaran yang berupa norma-norma suatu kebudayaan yang telah mapan. Penyimpangan ini
disebabkan oleh kelainan jiwa seseorang atau karena perilaku yang jahat/tindak
kriminalitas. Penyimpangan yang bersifat individual sesuai dengan kadar
penyimpangannya dapat dibagi menjadi beberapa hal, antara lain:
a. Tidak patuh nasihat orang tua agar mengubah pendirian yang kurang baik, penyimpangannya disebut pembandel.
b. Tidak taat kepada peringatan orang-orang yang berwenang di lingkungannya, penyimpangannya disebut pembangkang.
c. Melanggar norma-norma umum yang berlaku, penyimpangannya disebut pelanggar.
d. Mengabaikan norma-norma umum, menimbulkan rasa tidak aman/tertib, kerugian harta benda atau jiwa di lingkungannya, penyimpangannya disebut perusuh atau penjahat.
Yang termasuk dalam tindak penyimpangan individual antara lain:
a. Penyalahgunaan narkoba
Merupakan bentuk penyelewengan terhadap nilai, norma sosial dan agama.
Contoh pemakaian obat terlarang/narkoba antara lain:
- Narkotika (candu, ganja, putau)
- Psikotropika (ectassy, magadon, amphetamin)
- Alkoholisme.
a. Tidak patuh nasihat orang tua agar mengubah pendirian yang kurang baik, penyimpangannya disebut pembandel.
b. Tidak taat kepada peringatan orang-orang yang berwenang di lingkungannya, penyimpangannya disebut pembangkang.
c. Melanggar norma-norma umum yang berlaku, penyimpangannya disebut pelanggar.
d. Mengabaikan norma-norma umum, menimbulkan rasa tidak aman/tertib, kerugian harta benda atau jiwa di lingkungannya, penyimpangannya disebut perusuh atau penjahat.
Yang termasuk dalam tindak penyimpangan individual antara lain:
a. Penyalahgunaan narkoba
Merupakan bentuk penyelewengan terhadap nilai, norma sosial dan agama.
Contoh pemakaian obat terlarang/narkoba antara lain:
- Narkotika (candu, ganja, putau)
- Psikotropika (ectassy, magadon, amphetamin)
- Alkoholisme.
b. Proses sosialisasi yang tidak sempurna.
Apabila seseorang dalam kehidupannya mengalami sosialisasi yang tidak sempurna, maka akan muncul penyimpangan pada perilakunya.
Contohnya: seseorang menjadi pencuri karena terbentuk oleh lingkungannya yang banyak melakukan tidak ketidakjujuran, pelanggaran, pencurian dan sebagainya.
c. Pelacuran
Pelacuran dapat diartikan sebagai suatu pekerjaan menyerahkan diri kepada umum untuk dapat melakukan perbuatan sexual dengan mendapatkan upah. Pelacuran lebih disebabkan oleh tidak masaknya jiwa seseorang atau pola kepribadiannya yang tidak seimbang.
Contoh: seseorang menjadi pelacur karena mengalami masalah (ekonomi, keluarga dsb.)
d.Tindak kejahatan/kriminal
Tindakan yang bertentangan dengan norma hukum, sosial dan agama. Yang termasuk ke dalam tindak kriminal antara lain: pencurian, penipuan, penganiayaan, pembunuhan, perampokan dan pemerkosaan.
e.Gaya hidup
Penyimpangan dalam bentuk gaya hidup yang lain dari perilaku umum atau biasanya. Penyimpangan ini antara lain:
- Sikap arogansi Kesombongan terhadap sesuatu yang dimilikinya seperti kepandaian, kekuasaan, kekayaan dsb.
- Sikap eksentrik Perbuatan yang menyimpang dari biasanya, sehingga dianggap aneh, misalnya laki-laki beranting di telinga, rambut gondrong dsb.
b.
Penyimpangan Kolektif (Group
Deviation)
Penyimpangan kolektif yaitu: penyimpangan yang dilakukan secara bersamasama atau secara berkelompok. Penyimpangan ini dilakukan oleh sekelompok orang yang beraksi secara bersama-sama (kolektif). Mereka patuh pada norma kelompoknya yang kuat dan biasanya bertentangan dengan norma masyarakat yang berlaku. Penyimpangan yang dilakukan kelompok, umumnya sebagai akibat pengaruh pergaulan/teman. Kesatuan dan persatuan dalam kelompok dapat memaksa seseorang ikut dalam kejahatan kelompok, supaya jangan disingkirkan dari kelompoknya.
Penyimpangan yang dilakukan secara kelompok/kolektif antara lain:
a. Kenakalan remaja
Karena keinginan membuktikan keberanian dalam melakukan hal-hal yang dianggap bergengsi, sekelompok orang melakukan tindakan-tindakan menyerempet bahaya, misalnya kebut-kebutan, membentuk geng-geng yang membuat onar dsb.
Penyimpangan kolektif yaitu: penyimpangan yang dilakukan secara bersamasama atau secara berkelompok. Penyimpangan ini dilakukan oleh sekelompok orang yang beraksi secara bersama-sama (kolektif). Mereka patuh pada norma kelompoknya yang kuat dan biasanya bertentangan dengan norma masyarakat yang berlaku. Penyimpangan yang dilakukan kelompok, umumnya sebagai akibat pengaruh pergaulan/teman. Kesatuan dan persatuan dalam kelompok dapat memaksa seseorang ikut dalam kejahatan kelompok, supaya jangan disingkirkan dari kelompoknya.
Penyimpangan yang dilakukan secara kelompok/kolektif antara lain:
a. Kenakalan remaja
Karena keinginan membuktikan keberanian dalam melakukan hal-hal yang dianggap bergengsi, sekelompok orang melakukan tindakan-tindakan menyerempet bahaya, misalnya kebut-kebutan, membentuk geng-geng yang membuat onar dsb.
b. Tawuran/perkelahian pelajar
Perkelahian antar pelajar termasuk jenis kenakalan remaja yang pada umumnya terjadi di kota-kota besar sebagai akibat kompleknya kehidupan di kota besar. Demikian juga tawuran yang terjadi antar kelompok/etnis/warga yang akhir-akhir ini sering muncul. Tujuan perkelahian bukan untuk mencapai nilai yang positif, melainkan sekedar untuk balas dendam atau pamer kekuatan/unjuk kemampuan.
c. Penyimpangan kebudayaan
Karena ketidakmampuan menyerap norma-norma kebudayaan kedalam kepribadian masing-masing individu dalam kelompok maka dapat teSjadi pelanggaran terhadap norma-norma budayanya. Contoh: tradisi yang mewajibkan mas kawin yang tinggi dalam masyarakat tradisional banyak ditentang karena tidak lagi sesuai dengan tuntutan zaman
4.
Upaya-upaya Mengantisipasi dan mengatasi
Penyimpangan Sosial
Antisipasi adala usaha sadar yang berupa sikap, perilaku atau tindakan yang dilakukan seseorang melaui langkah-langkah tertentu untuk menghadapi peristiwa yang kemungkinan terjadi.
Antisipasi adala usaha sadar yang berupa sikap, perilaku atau tindakan yang dilakukan seseorang melaui langkah-langkah tertentu untuk menghadapi peristiwa yang kemungkinan terjadi.
Jadi sebelum tindak penyimpangan terjadi atau akan terjadi seseorang telah
siap dengan berbagai ‘perisai’ untuk menghadapinya.
Upaya mengantisipasi
tersebut melalui:
a. Penanaman nilai dan norma yang kuat
Penanaman nilai dan norma pada seseorang individu melalui proses sosialisasi. Adapun tujuan proses sosialisasi antara lain sebagai berikut:
- pembentukan konsep diri
- pengembangan keterampilan
- pengendalian diri
- pelatihan komunikasi
- pembiasaan aturan.
Dengan melihat tujuan sosialisasi tersebut jelas ada penanaman nilai dan norma. Apabila tujuan sosialisasi tersebut terpenuhi pada seseorang individu dengan ideal, niscaya tindak penyimpangan tidak akan dilakukan oleh si individu tersebut. .
.
Penanaman nilai dan norma pada seseorang individu melalui proses sosialisasi. Adapun tujuan proses sosialisasi antara lain sebagai berikut:
- pembentukan konsep diri
- pengembangan keterampilan
- pengendalian diri
- pelatihan komunikasi
- pembiasaan aturan.
Dengan melihat tujuan sosialisasi tersebut jelas ada penanaman nilai dan norma. Apabila tujuan sosialisasi tersebut terpenuhi pada seseorang individu dengan ideal, niscaya tindak penyimpangan tidak akan dilakukan oleh si individu tersebut. .
.
b. Pelaksanaan Peraturan Yang Konsisten
Segala bentuk peraturan yang dikeluarkan pada hakekatnya adalah usaha mencegah adanya tindak penyimpangan, sekaligus juga sebagai sarana/alat penindak laku penyimpangan. Namun apabila peraturan-peraturan yang dikeluarkan tidak konsisten justru akan dapat menimbulkan tindak Kegiatan Belajar 3 20 penyimpangan. Apa yang dimaksud dengan konsisten? Konsisten adalah: satu dan lainnya saling berhubungan dan tidak bertentangan atau apa yang disebut dengan ajeg.
.
Segala bentuk peraturan yang dikeluarkan pada hakekatnya adalah usaha mencegah adanya tindak penyimpangan, sekaligus juga sebagai sarana/alat penindak laku penyimpangan. Namun apabila peraturan-peraturan yang dikeluarkan tidak konsisten justru akan dapat menimbulkan tindak Kegiatan Belajar 3 20 penyimpangan. Apa yang dimaksud dengan konsisten? Konsisten adalah: satu dan lainnya saling berhubungan dan tidak bertentangan atau apa yang disebut dengan ajeg.
.
c.
Berkepribadian Kuat dan Teguh
Apa yang dimaksud dengan Kepribadian? Menurut Theodore M. Newcomb kepribadian adalah: Kebiasaan, sikap-sikap dan lain-lain, sifat yang khas yang dimiliki seseorang yang berkembang apabila orang tadi berhubungan dengan orang lain. Seseorang disebut berkepribadian, apabila seseorang tersebut siap memberi jawaban dan tanggapan (positif) atas suatu keadaan. Apabila seseorang berkepribadian teguh ia akan mempunyai sikap yang melatarbelakangi semua tindakannya. Dengan demikian ia akan mempunyai pola pikir, pola perilaku, pola interaksi yang sesuai dengan nilai dan norma yang berlaku di masyarakatnya.
Apa yang dimaksud dengan Kepribadian? Menurut Theodore M. Newcomb kepribadian adalah: Kebiasaan, sikap-sikap dan lain-lain, sifat yang khas yang dimiliki seseorang yang berkembang apabila orang tadi berhubungan dengan orang lain. Seseorang disebut berkepribadian, apabila seseorang tersebut siap memberi jawaban dan tanggapan (positif) atas suatu keadaan. Apabila seseorang berkepribadian teguh ia akan mempunyai sikap yang melatarbelakangi semua tindakannya. Dengan demikian ia akan mempunyai pola pikir, pola perilaku, pola interaksi yang sesuai dengan nilai dan norma yang berlaku di masyarakatnya.
Langkah-langkah
apa yang dapat kita lakukan untuk mengatasi penyimpangan sosial adalah:
a. Sanksi yang tegas
Apa itu sanksi? Sanksi yaitu persetujuan atau penolakan terhadap perilaku tertentu. Persetujuan adalah sanksi positif, sedangkan penolakan adalah sanksi negatif yang mencakup pemulihan keadaan, pemenuhan keadaan dan hukuman. Sanksi diperlukan untuk menjamin tercapainya tujuan dan dipatuhinya norma-norma. Pada pelaku penyimpangan sudah selayaknya mendapatkan sanksi yang tegas, yang berupa hukuman yang tegas sesuai dengan undang-undang yang berlaku demi pemulihan keadaan masyarakat untuk tertib dan teratur kembali
Apa itu sanksi? Sanksi yaitu persetujuan atau penolakan terhadap perilaku tertentu. Persetujuan adalah sanksi positif, sedangkan penolakan adalah sanksi negatif yang mencakup pemulihan keadaan, pemenuhan keadaan dan hukuman. Sanksi diperlukan untuk menjamin tercapainya tujuan dan dipatuhinya norma-norma. Pada pelaku penyimpangan sudah selayaknya mendapatkan sanksi yang tegas, yang berupa hukuman yang tegas sesuai dengan undang-undang yang berlaku demi pemulihan keadaan masyarakat untuk tertib dan teratur kembali
b. Penyuluhan-penyuluhan
Melalui jalur penyuluhan, penataran ataupun diskusi-diskusi dapat disampaikan kepada masyarakat penyadaran kembali pelaksanaan nilai, norma dan peraturan yang berlaku. Kepada pelaku penyimpangan sosial kesadaran kembali untuk berlaku sesuai dengan nilai, norma dan peraturan yang berlaku yang telah dilanggarnya, harus melalui penyuluhan secara terus menerus dan berkesinambungan. Terlebih-lebih pada pelaku tindak kejahatan/ kriminal. Peran lembaga-lembaga agama, kepolisian, pengadilan, Lembaga Permasyarakatan (LP) sangat diharapkan untuk mengadakan penyuluhanpenyuluhan tersebut.
Melalui jalur penyuluhan, penataran ataupun diskusi-diskusi dapat disampaikan kepada masyarakat penyadaran kembali pelaksanaan nilai, norma dan peraturan yang berlaku. Kepada pelaku penyimpangan sosial kesadaran kembali untuk berlaku sesuai dengan nilai, norma dan peraturan yang berlaku yang telah dilanggarnya, harus melalui penyuluhan secara terus menerus dan berkesinambungan. Terlebih-lebih pada pelaku tindak kejahatan/ kriminal. Peran lembaga-lembaga agama, kepolisian, pengadilan, Lembaga Permasyarakatan (LP) sangat diharapkan untuk mengadakan penyuluhanpenyuluhan tersebut.
c.
Rehabilitasi
sosial
Untuk mengembalikan peranan dan status pelaku penyimpangan ke dalam masyarakat kembali seperti keadaan sebelum penyimpangan terjadi, itulah yang dimaksud dengan Rehabilitasi. Panti-panti rehabilitasi sosial sangat dibutuhkan untuk pelaku penyimpangan tertentu, misalnya Panti Rehabilitasi Anak Nakal, Pecandu Narkoba, Wanita Tuna Susila dsb.
Untuk mengembalikan peranan dan status pelaku penyimpangan ke dalam masyarakat kembali seperti keadaan sebelum penyimpangan terjadi, itulah yang dimaksud dengan Rehabilitasi. Panti-panti rehabilitasi sosial sangat dibutuhkan untuk pelaku penyimpangan tertentu, misalnya Panti Rehabilitasi Anak Nakal, Pecandu Narkoba, Wanita Tuna Susila dsb.
C.
Penutup
1. Kesimpulan
Jadi, masalah
penyimpangan sosial yang terjadi pada kita terkadang tanpa kita sadari kita
sendiri pernah melakukannya. Dan penyimpangan sosial baik penyimpangan sosial
individu ( Individual Deviation) maupun penyimpangan sosial kelompok ( group deviation ) dapat dicegah dengan
penanaman moral kemanusiaan dan moral keagamaan sejak dini dan bisa di atasi
dengan sanksi, penyuluhan-penyuluhan serta rehabilitasi sosial.
2. Saran
dalam menghadapi
kasus penyimpangan sosial dapat dicegah dari kita sendiri, untuk menghadapi
kehidupan yang tenang tanpa penyimpangan sosial dan kita juga harus bisa
mencegah orang lain untuk tidak melakukan penyimpangan sosial yang akan
dilakukannya, dan pihak yang berwenang selayaknya bisa mengadakan penyuluhan
tentang keagamaan, nilai moral agar pelaku penyimpangan sosial dapat sadar
terhadap apa yang pernah dilakukannya.
Sekian karya ilmiah ini kami buat semoga bermanfaat.(maaf kalau ada yang salah)